Salah Satu Hits Lagu Ayah Ikang Fawzi Kami Tercinta

Get More Songs & Codes at www.stafaband.info

Kekasih Hati Marissa Haque

Kekasih Hati Marissa Haque
Para Kekasih Hatiku, Isabella, Chikita, dan Ikang Fawzi, 2009

Senin, 14 Desember 2009

Ikang Fawzi dalam Phantom of the Opera-nya Addie MS





Memperingati30 tahun perjalanan kariernya Addie MS menyuguhkan penampilan yang spektakuler. Suguhan orkestra berharmonisasi dengan kemerduan vocal dari para penyanyi bertalenta. Sungguh suatu konser penghujung tahun yang sayang untuk dilewatkan.Acara yang digelar 29 November 2009 di Plennary Hall ini ibarat album dokumentasi kesuksesan Addie MS sebagai pianis, musisi, arranger dan konduktor orkestra yang namanya melejit senusantara, Twilight Orchestra. Diawali dengan narasi oleh Nicholas Saputra disusul dengan penampilan Kevin, putra Addie, di salah satu karya David Foster.

Ternyata karier musik Addie berawal dari musik pop. Mulai dari mengaransemen “Nuansa Biru” Keenan Nasution yang dibawakan secara apik oleh Vidi Aldiano, pianis di Band Staff yang dimotori Ikang Fawzi hingga menciptakan lagu-lagu Vina Panduwinata yang melegenda. ‘’Banyak sekali karya-karya Aldi yang dinyanyikan ulang. Ada sekitar 12 lagu,’’ tutur Vina dengan gayanya yang khas sebelum menyuguhkan lagu yang melambungkan dirinya “September Ceria”. Lalu berturut-turut Afghan dan Memes membawakan karya Addie yang dipopulerkan si Burung Camar itu.


Addie bukan hanya jenius menciptakan lagu bergenre pop. Sudah berkali-kali ia didaulat menggarap original soundtrack seperti Cinta Pertama, Dealova dan Heart, juga theme song iklan dan mengaransemen lagu-lagu nasional.


Medley lagu-lagu soundtrack yang dibawakan secara instrumentalia ini mendapat tepuk tangan meriah dari penonton. Applaus juga mengiringi ketika Addie mengenalkan putra keduanya, Tristan yang baru berusia 12 tahun. Remaja pria ini dengan lincahnya memainkan jemarinya di atas grand piano membawakan nomor “Flight of The Bumble Bee”. Tak kalah cantiknya nomor The Phantom of The Opera yang dilejitkan Sarah Brightman. Duo soprano dan tenor asal Australia ini mendapat tepuk tangan bergemuruh dan decak kagum dari para penonton.

Rabu, 09 Desember 2009

GIS untuk Pemantauan Pertahanan & Kedaulatan Pangan

Semangatku sampai dengan hari ini adalah: " STOP IMPOR BERAS." GIS  atau singkatan dari Geo-spatial Information Servive adalah salah satu alat IT tercanggih saat ini yang dapat dipakai untuk pemantauan pertahanan dan kedaulatan pangan di Indonesia.


Dulu saya sewaktu di DPR RI termasuk yang melakukan protes keras kepada Presiden SBY atas kebijakannya menambah impor beras dari Vietnam. Padahal yang kami di Komisi 4 setujui hanya impor dari Thailand dan itupun hanyalah 1 kapal.

Terlampir disamping ini gambar sewaktu kami "marah" kepada pemerintah Presiden SBY melalui Kabulog saat itu yang tidak tegas kepada seluruh aturan terkait kedaulatan pangan -- not only pertahanan pangan dan melakukan kebutuhan pangan dalam negeri melalui kebijakan impor yang hanya memenuhi kepentingan sesaat elit pelaku ekonomi negeri ini.

Nah.... GIS (Geo-spatial Information Servive) adalah alat pantau terkini yang telah dipakai-gunakan oleh Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani) di Indonesia sejak beberapa saat terakhir ini.

Buah Tangan dari Seminar IT & ICT di ITB Pak Arifin Panigoro

Sebagian dari teman sekelasku di UGM adalah lulusan ITB, Bandung. Mereka adalah generasi muda yang sangat full with new ideas dan energi. Akupun jadi tertular semangat muda pernuh dedikasi buat Indonesia kita tercinta. Dan untuk menularkan Ilmu kepada seluruh yang dekat dihati dan pengunjung blog ini, kulakukan dengan cara mengirimkan informasi seperti yang kami dapatkan dari Dani dan kawan-kawan lulusan ITB sebagaimana sebagai berikut ini:

80 tahun yang lalu, pada tanggal 28 Oktober 1928, dengan optimisme yang tinggi akan potensi-potensi yang dimiliki oleh Indonesia, para pemuda Indonesia berikrar untuk menyatukan semua potensi-potensi yang ada dalam Satu Nusa, Satu Bangsa, Satu Bahasa, Indonesia. Kuliah Umum di ITB berjudul Merebut Masa Depan: "Menyemai Energi, Pangan dan Pendidikan, yang dibawakan oleh Arifin Panigoro, founder of Medco Group sungguh merupakan acara peringatan 80 tahun Sumpah Pemuda yang membangkitkan optimisme bahwa Indonesia kaya potensi dan Indonesia bisa Merebut Masa Depan."

Arifin memulai kuliahnya dengan membahas masalah Kemiskinan, Globalisasi dan Krisis yang sedang kita hadapi yang dilanjutkan dengan tantangan dan peluang di bidang energi. Indonesia adalah negara yang memiliki sumber daya energi yang melimpah dan beragam baik yang bersumber dari fosil seperti minyak bumi, batubara, dan gas alam, maupun sumber energi yang terbarukan seperti tenaga surya, tenaga angin, tenaga air, biomasa, tenaga gelombang/ombak. Meskipun potensi energi melimpah, Indonesia sampai saat ini tetap belum bisa memenuhi kebutuhan energi dalam negerinya sendiri.

Pada tahun 2006, sumber utama pasokan energi Indonesia adalah minyak bumi ( 40.5 %), biomasa (23%), batubara (17,1%), gas alam (16.5%), dan geothermal (0,9%). Pada saat yang sama, kemampuan pasokan yang bersumber dari minyak bumi terus menurun. Jika tidak ditemukan cadangan minyak baru, dengan tingkat produksi sekarang, cadangan minyak Indonesia diperkirakan akan habis dalam 18 tahun. Saat ini Indonesia mengimpor BBM 350 ribu barel per hari. Impor ini sangat mempengaruhi nilai tukar dollar. Disisi lain, Situasi pangan di Indonesia sekarang ini menempatkan Indonesia dalam posisi yang sangat rentan terhadap krisis pangan. Tidak kurang dari Menteri Pertanian RI yang menyatakan bahwa Indonesia di prediksi akan mengalami krisis pangan pada tahun 2017. Peningkatan kebutuhan karena pertumbuhan penduduk (sekitar 1.5 % pertahun) tidak diimbangi dengan kemampuan produksi dalam negeri. Bahkan kemampuan produksi cenderung turun karena makin banyaknya lahan pertanian yang dikonversikan menjadi pemukiman dan daerah industri. USDA (US Departement of Agriculture) mengidentifikasi makin besarnya ketergantungan Indonesia terhadap dunia luar dalam bidang pangan. Dalam hal beras misalnya, kalau tidak ada perubahan yang signifikan, tahun 2014 Indonesia diperkirakan akan mengimpor beras 2.4 juta metrik ton, ini hampir 2.5 kali dari impornya tahun 2004. Kolaborasi Untuk Kemandirian Energi dan Pangan Mengembangkan energi terbarukan dan pengadaan pangan yang mampu menjamin kemandirian Indonesia dalam bidang energi dan pangan adalah upaya besar yang hasilnya baru akan dirasakan dalam jangka panjang. Proyek besar ini mensyaratkan adanya kerja sama yang sangat erat antara pemerintah (pusat dan daerah), swasta, dan lembaga-lembaga penelitian.

Dalam konteks ini, pemerintah perlu menjalankan beberapa peran sekaligus: sebagai promotor, fasilitator, enabler dan investor. Lembaga-lembaga penelitian di perguruan tinggi maupun swasta perlu mengerahkan potensi terbaiknya untuk berkontribusi digaris terdepan dalam penelitian dan pengembangan energi terbarukan dan pangan.

Penelitian dan pengembangan tersebut hendaknya didukung oleh pendanaan bersama dari pemerintah dan swasta. Sebagai contoh, untuk mengembangkan produksi etanolnya, Brazil misalnya tidak hanya menyediakan dana untuk riset secara besar-besaran, namun juga memberi insentif dalam bentuk suku bunga rendah dan insentif pajak kepada perusahaan yang melakukan investasi dalam produksi etanol dan para pemakai etanol. Disamping itu, pemerintah Brazil juga menetapkan peraturan yang mewajibkan pemakai kendaraan bermotor untuk memakai bahan bakar yang dicampur dengan etanol. Kebijakan yang jelas dan dijalankan secara konsisten oleh Brazil itu baru dirasakan hasilnya sesudah kerja keras selama 30 tahun. Mengembangkan Papua Selatan Arifin melihat Papua Selatan sebagai lahan yang potensial untuk dikembangkan, baik untuk energi baru maupun pangan.

Wilayah yang akan dikembangkan meliputi empat kabupaten yaitu Merauke, Mappi, Asmat dan Boven Digul, seluas 12 juta hektare. Pulau Jawa yang memiliki luas sama (sekitar 12 juta hektare) berpenduduk 120 juta jiwa. Papua selatan penduduknya hanya 350 ribu jiwa. Tanah di Papua Selatan ini datar dan dekat pantai. Tim Peneliti dari Institut Pertanian Bogor menyatakan tidak ada masalah dengan kondisi tanahnya. Sistem pengairan bisa dikembangkan dengan memanfaatkan sungai sepanjang 200 Km yang ada disana.

Sebagai proyek percontohan Medco Foundation mencoba mengkombinasikan inovasi sosial dan inovasi teknologi dalam pengembangan MIFEE (Merauke Integrated Food and Energy Estate). Proyek ini menerapkan prinsip ownership sharing yang menghargai kepemilikan lahan oleh warga setempat. Disamping itu tim ahli Medco Faundation terus menerus melakukan eksperimen teknis agar tanaman pangan yang ditanam di daerah yang kondisinya khas dapat memberikan hasil terbaik. Meskipun potensial, belum ada infrastruktur yang memadai disana. Di akhir kuliah umum, MOU ditanda tangani antara Medco Foundation dan ITB, dimana ITB diminta membantu menangani tata ruang, infrastruktur, irigasi, teknologi pengolahan hasil panen dan energi terbarukan. Menyalakan Lilin dan Menjadikan Gerakan Pengembangan energi terbarukan dan peningkatan produksi pangan adalah dua isu yang penanganannya tidak bisa ditunda. Setiap penundaan akan menimbulkan resiko yang lebih besar di masa yang akan datang, yang akan memperbesar peluang Indonesia untuk menjadi bangsa yang hidup dari belas kasihan negara lain karena tidak mampu menyediakan pangan buat rakyat sendiri. Untuk itu, Arifin berprinsip lebih baik menyalakan lilin dari pada mengutuk kegelapan.

Ia pun mengajak pengembangan energi terbarukan dan peningkatan produktivitas pangan dijadikan “gerakan” dalam arti dikampanyekan secara luas dan terus menerus, melibatkan semua unsur bangsa (pemerintah, swasta, LSM, lembaga pendidikan dan masyarakat luas), jelas terukur sasarannya, jelas sumber dayanya, dikoordinasikan pelaksanaannya, dimonitor dan dievaluasi hasilnya dari waktu kewaktu. Acara kuliah umum ini dikemas sangat apik dan interaktif, memanfaatkan teknologi multi media dan dihadiri oleh rektor dan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi, kalangan media, tokoh masyarakat, sekelompok petani dari Papua dan Kalimantan Tengah.

Pengikut

Indonesiaku

Indonesiaku
Padamu Negri Marissa Haque

IT dan ICT di FEB, UGM

IT dan ICT di FEB, UGM
Tim ICT dan IT Sekelas Marissa Haque di FEB, UGM Angkatan 23B

B I L

B I L
Brother in Law (Ikang-Marissa, Soraya-Ekky, Shahnaz-Gilang)

Para Pemimpin Muda Indonesia

Para Pemimpin Muda Indonesia
Ikang Fawzi, dede Yusuf, Zulkieflimansyah, Marissa Haque

Entri Populer