Sumber:
http://sidomi.com/65251/angelina-sondakh-dan-pencitraan-media-sosial/
Angelina Sondakh berteriak lantang. Suaranya menggelegar. Ia angkuh dan percaya diri. Bersama partainya, Demokrat, ia tampil di layar kaca hampir tiap hari menjelang Pemilu Presiden (Pilpres) 2009. Bersama Andi Malarangeng dkk, mereka serentak berkata keras dan tegas: “Katakan Tidak pada Korupsi!”
Kini apa lacur. Satu demi satu pentolan partai pemenang pemilu yang konon anti korupsi, justru dijadikan tersangka oleh lembaga anti korupsi. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dengan garang tanpa ampun
memvonis Angelina Sondakh untuk segera menyusul Nazarrudin di terali besi.
Abraham Samad menepati janjinya. Ia bersumpah tak akan kalah ganas dengan seniornya, Antazari Azhar.
Sosok Angelina Sondakh beberapa hari ini kian moncer. Namanya dielu-elukan di pelbagai media. Cetak, elektronik, digital,
online, hingga media sosial. Bisa dikatakan Angelina Sondakh adalah tokoh media sosial paling berpengaruh di tanah air setelah
Afriani Susanti di awal tahun tahun 2012.
Apabila kita bandingkan antara
Afriani Susanti dengan Angelina Sondakh, akan terlihat perbedaan yang sangat mencolok. Keduanya memang telah menjadi tersangka. Satu kasus kriminal kecelakaan dan mungkin saja kasus pembunuhan, dan satunya lagi adalah kasus korupsi. Namun, sepertinya Angelina Sondakh masih mujur nasibnya di media sosial. Mengapa?
Afriani Susanti pasca kecelakaan maut Gambir sontak dihujat. Semua
akunnya di media sosial dicerca. Sumpah serapah makian mengalir deras. Ribuan
mention dan tagar bertubi-tubi menikamnya. Ia tak berkutik. Lemas lunglai di tahanan sebelum sempat menuliskan permintaan maaf pada keluarga korban.
Namun perlakuan tersebut tidak dialami oleh
Angelina Sondakh. Ia tetap nyaman dan sepertinya menikmati aktivitas berkicau maupun menulis di blog. Memang
Angelina Sondakh sempat galau. Ia kerap berkeluh kesah akan ‘kesialan’ yang menerpa dirinya. Tapi perlakuan pengguna
media sosial yang ia dapatkan tidak sekejam yang Afriani Susanti terima.
Dukungan terhadap
Angelina Sondakh terus mengalir di linimasa. Blog pribadinya banjir komentar. Seakan masyarakat tidak percaya dengan omongan orang nomor satu di KPK, jika istri mendiang
Adjie Massaid ini adalah tersangka korupsi atau koruptor. Mereka sepertinya tuli dan buta akan informasi yang begitu deras menghiasi televisi. Apa yang membuat mereka terus mendukung mantan Puteri Indonesia ini?
Apabila kita menoleh kebelakang akan ada beberapa peristiwa yang mampu mendulang dukungan kepada Angelina Sondakh. Pertama, tatkala ia menikah dengan
Adjie Massaid. Sontak nama Angelina Sondakh langsung meroket. Putri Indonesia ini menjadi primadona di
twitterland. Ia menjadi sosok wanita perkasa mandiri yang mampu berhasil di ‘sayembara’ kecantikan dan menembus parlemen. Plus, ia mendapatkan suami yang populer pula. Pendek kata, inilah
moment pemantik Angelina Sondakh menjadi idola bagi kaum hawa di media sosial.
Kedua, tatkala sang suami meninggal dunia. Media sosial turut berduka. Simpati berdatangan.
Angelina Sondakh tampil sebagai sosok wanita tegar dan sabar. Ia bersama 300 ribu lebih pengikutnya di Twitter mendoakan kepergian Adjie Massaid. Kembali, Angelina Sondakh mampu menjaring simpati. Namanya makin mocer di media sosial. Dan bahkan ada komunitas khusus
fans base Angelina Sondakh di Twitter. Sebut saja @
AdjieAngieLover yang selalu setia men-
support @
SondakhAngelina.
To ASLovers, thank you ya sdh dtg & ikut berdoa 1 thn alm Adjie M. Love you all. Kiss2 from @ http://t.co/nuX2u6w6
Ketiga, tatkala terjadi pertikain antara Angelina Sondakh dengan Linda Djalil. Ia adalah adik tiri mendiang Adjie Massaid.
Linda Djalil dengan berani menulis geliat Angelina Sondakh yang begitu kentara mengumbar kesedihan di depan media. Pun juga ia kerap menyindir soal tingkah laku asmara Angelina Sondakh pasca kepergian Adjie Massaid. Sekali lagi, pada kasus ini Angelina Sondakh tak sendiri. Dukungan masih mengalir kepadanya.
Sekarang saat status koruptor yang dibenamkan kepadanya, kembali,
Angelina Sondakh tak tegar sendiri. Dukungan demi dukungan terus mengalir. Mereka seolah tak peduli dengan gaduh media. Mereka tak memersoalkan apa yang media wartakan. 300 ribu lebih
followers @
SondakhAngelina di
Twitter menjadi garda depan yang siap setia mendukung sang ratu apapun yang terjadi.
Apakah gelagat ini masih terus berlansung atau hanya sekadar sementara? Bisa jadi selamanya. Hingga tulisan ini diunggah,
linimasa masih gencar memberikan dukungan pada mantan Puteri Indonesia tersebut.
Namun
kasus Angelina Sondakh masih dalam proses. Belum menginjak tahap peradilan. Jika
KPK mampu membuktikan Angelina Sondakh 100 % tersangka kasus korupsi, bisa jadi dukungan tersebut akan memudar atau bahkan menghilang.
Patut ditunggu kelanjutan dan perkembangan kasus ini. Bukan hanya dakwaan korupsi yang menimpa
Angelina Sondakh, namun soal
gaduh media sosial yang seakan berpihak kepadanya. Jika
Angelina Sondakh terbukti benar-benar melakukan korupsi dan pengguna media sosial masih mendukungnya, berarti bukan hanya
SBY dan
Partai Demokrat yang berhasil mencitrakan dirinya. Sosok Angelina Sondakh pun mampu membuat pencitraan di
media rakyat ini.